Contoh Teks Anekdot Kritik Sosial
Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Arya bergegas untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang, Arya terserempet sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandalnya putus.
Dengan terpaksa, Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Akan tetapi, uangnya tidak mencukupi.
Karena uangnya tidak mencukupi, Arya pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.
Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi, ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut.
Aksinya berjalan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya.
Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Perutnya yang buncit, membuat ia tidak bisa berlari kencang. Arya pun tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.
Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian. Kasusnya pun akan disidangkan satu minggu lagi. Sial sekali Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.
Hakim : “Baiklah, Arya, usia 24 tahun, telah terbukti mencuri sandal seharga Rp30.000,00. Dengan ini, pengadilan memutuskan bahwa Anda bersalah dan Anda dihukum selama 5 tahun penjara.”
Arya : “Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?”
Kemudian hakim memberikan penjelasan kepada Arya bahwa ia mencuri sandal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Adapun para koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, kalau dihitung dengan saksama, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi, kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.
Dari teks anekdot di atas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berlaku di sebuah negara tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Hukuman yang diterima oleh para pelanggar aturan seringkali tidak adil, karena koruptor yang memiliki pelanggaran lebih besar dan merugikan rakyat lebih banyak justru mendapatkan hukuman yang lebih ringan.
Contoh Teks Anekdot Sindiran
Dosen yang juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono: “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin: “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono: “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin: “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono: “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin: “Loh, apa hubungannya.” Tono :
“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Teks anekdot di atas memiliki makna tersirat tentang sindiran terhadap para pejabat yang selalu mementingkan posisinya, baik itu di pemerintahan maupun instansi lainnya. Meskipun, dalam teks terlihat bahwa pejabat yang dimaksud adalah pejabat di bidang politik.
Contoh Teks Anekdot Singkat
Pada suatu hari ada seorang guru di sebuah sekolah dasar yang sedang bertanya kepada muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf.
Pak guru bertanya kepada Farid tentang berapa huruf yang sudah Farid hafal, kemudian Farid menjawab bahwa ternyata dia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C.
Setelah mendengar jawaban tersebut, pak guru pun bingung dan bertanya kembali kepada Farid kenapa dia hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja.
Lalu Farid menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja, Farid bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut, kemudian pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara “benar juga”.
Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot di atas adalah mengetahui konteks sebuah persoalan. Selain itu, jika seseorang melakukan kesalahan, meskipun dalam belajar, maka harus kita koreksi, bukan malah turut membenarkannya.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Suatu Tempat
Obrolan Presiden Saat di Pesawat
Gus Dur merasa bosan dan mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Kali ini Gus Dur mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) dan Prancis pada saat itu, untuk terbang bersama Gus Dur berkeliling dunia.
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka. Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita sedang berada di atas New York!”
Gus Dur pun menanggapi dan berkata, “Lho kok bisa tahu, sih?”
“Ini patung Liberty kepegang!” jawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
“Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!” dengan sombongnya.
“Wah … kok bisa tahu juga?” saut Gus Dur.
“lni menara Eiffel kepegang!” jawab presiden Perancis.
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
“Wah … kita sedang berada di atas Tanah Abang!” teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tahu, sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.
“Ini jam tangan saya hilang.” jawab Gus Dur bernada kalem.
Makna tersirat yang terkandung pada teks anekdot ini adalah daerah Tanah Abang merupakan tempat yang dipenuhi oleh pencopet. Ketika Gus Dur mengeluarkan tangannya ke luar pesawat, jam tangannya hilang, ia bercanda bahwa jam tangannya telah diambil oleh pencopet. Dari teks ini, yang bisa kamu pelajari adalah untuk menjaga barang-barang yang kamu miliki, terlebih ketika berada di tempat umum. Selalu berhati-hati di mana saja, agar barangmu tidak dicuri oleh orang lain.
Contoh Teks Anekdot Lucu
Sekarang Pukul Berapa?
Seorang gelandangan tidur di taman. Ia dibangunkan setelah tidur selama 5 menit oleh seorang pria. “Permisi. Apakah Anda tahu pukul berapa sekarang?” Gelandang itu menjawab, “Maaf saya tidak punya jam tangan, jadi saya tidak tahu sekarang pukul berapa.” Pria itu meminta maaf karena membangunkan gelandangan itu, lalu melangkah pergi. Gelandang itu kembali melanjutkan tidurnya. Setelah beberapa saat, Ia dibangunkan oleh seorang wanita, yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya.
Wanita itu berkata, “Maaf mengganggu tidur Anda, tetapi sepertinya saya kehilangan jam tangan saya. Apa Anda tahu sekarang pukul berapa?” Gelandang itu sedikit kesal karena dibangunkan lagi, tetapi dia dengan sopan memberi tahu wanita itu bahwa dia tidak punya jam tangan dan tidak tahu pukul berapa.
Setelah wanita itu pergi, gelandangan itu punya ide. Ia membuka tas miliknya dan mengeluarkan pena dan selembar kertas. Di kertas itu, Ia menulis, ‘Saya tidak punya jam tangan. Saya tidak tahu sekarang pukul berapa.’
Ia kemudian menggantungkan kertas itu di lehernya dan kembali melanjutkan tidurnya. Setelah sekitar 15 menit, seorang polisi yang sedang berjalan di taman melihat gelandangan tertidur di bangku, dan membaca tulisan yang digantung di lehernya.
Polisi itu membangunkan si gelandangan dan berkata, “Saya membaca tulisan yang digantung di leher Anda. Saya pikir Anda ingin tahu bahwa sekarang pukul 14.30.”
Makna teks anekdot lucu di atas memberi penjelasan bahwa seorang gelandangan berusaha untuk tidur, tapi selalu diganggu oleh orang-orang yang melewatinya dengan menanyakan pukul berapa saat itu. Ia memiliki ide agar orang-orang berhenti mengganggu tidurnya dengan menuliskan informasi bahwa ia tidak tahu pukul berapa saat itu, sehingga orang-orang tidak akan menanyakannya. Namun, ada seorang polisi yang mengira bahwa gelandangan tersebut ingin mengetahui pukul berapa saat itu.
Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot di atas adalah dengan tidak menganggap semua orang berpikiran hal yang sama dan mudah mengambil kesimpulan. Jikalau gelandangan tersebut tidak berpikiran semua orang akan mengganggu tidurnya, maka ia tidak akan menulis ia tidak tahu pukul berapa, sehingga tidak akan dibangunkan oleh polisi.
Contoh Teks Anekdot Mengkritik untuk Tidak Berbicara Kasar
Rutinitas belajar dan mengajar selalu diawali dengan cek presensi. Setiap guru yang masuk akan memanggil satu per satu murid yang hadir. Aturan yang sama berlaku di SMA Ruangguru. Pada saat itu, guru Bahasa Indonesia yang terkenal galak mulai memanggil setiap murid. Dengan nada tegas dan ekspresi kaku, ia menyebut nama murid. Hal ini menyebabkan murid yang dipanggil pun menjawab tak kalah lantangnya.
“Akhirnya kamu masuk sekolah juga ya. Kenapa kamu kemarin tidak masuk?”
“Saya mesti ke rumah sakit, Bu,” jawab Bayu sembari senyum.
“Kenapa kamu jawab pertanyaan saya sambil senyum-senyum?” jawab sang guru kesal.
“Iya Bu, soalnya kata dokter saya terkena kanker otak.”
“Apa yang lucu? Kanker otak itu berbahaya.”
“Saya senang Bu. Ibu sudah tidak bisa bilang ‘dasar kamu tidak punya otak’ karena otak saya rusak.”
Seisi kelas meringis mendengar jawaban Bayu. Mereka ingin tertawa, tetapi khawatir dimarahi sang guru.
Makna yang bisa kamu pelajari dari contoh teks anekdot ini adalah untuk tidak berbicara buruk, mengejek atau mengumpat, meskipun kepada orang yang lebih muda daripada kita. Hal ini karena kata-kata yang sudah telanjur diucapkan tidak bisa ditarik kembali, bahkan mungkin bisa membuat kita merasa lebih buruk.
Sampai sini, sudah mulai paham belum dengan materi teks anekdot? Kalo masih ada poin-poin yang belum kamu mengerti, mending belajar sama ahlinya, deh. Belajar bareng kakak-kakak pengajar di Ruangguru Privat Bahasa Indonesia misalnya. Hehehe…
Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!
Contoh Teks Anekdot Keluarga
Liburan Kuli Bangunan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
Pulang ke rumah ditanya sama istri saya, “Gimana Nak, seru main sama Bapak?”
“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
“Hey, masa perempuan jadi kuli banguan..”
“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”
Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, Kan udah disediain.”
Dari cerita anekdot di atas, dapat diambil makna bahwa sebagai anak harus selalu bersyukur dengan apa yang orangtuanya miliki. Pada sejatinya, orang tua sebenarnya ingin membahagiakan anaknya. Tapi, karena sang orang tua tidak bisa memberikan liburan yang diekspektasikan si anak, maka orang tua mengajak anaknya untuk ‘berlibur’ di ‘tempat kerjanya’ dengan ‘bermain membuat lego’. Hasil dari lego yang dibuat si anak bukannya jadi robot, malah jadi pos ronda.
Contoh Teks Anekdot Dialog
Pada pagi hari yang cerah, Azka sengaja belum sarapan karena ingin membeli bubur di depan komplek. Namun, tiba-tiba terdengar bel pedagang roti. Tanpa pikir panjang, Azka pun langsung menuju teras rumah untuk memanggil si tukang roti.
Azka: “Bang, jual roti apa aja?”
Tukang roti: “Banyak macamnya mas, lihat dan pilih saja sendiri.”
Azka: Ini apa, “Bang?”
Tukang roti: “Kalau yang ini nanas, Mas.”
Azka: “Kalau yang ini apa?”
Tukang roti: “Srikaya.”
Azka: “Bang, kalau yang ini?”
Tukang roti: “Blueberry, Mas.”
Azka: “Lho gimana sih, terus mana rotinya, saya mau beli roti bukan buah, kok dari tadi yang disebutkan buah-buahan aja, ya udah deh saya ga jadi beli.”
Tukang roti: “Bengong dan kemudian malah jatuh pingsan.”
Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini adalah untuk menjawab sesuatu dengan jelas, dan tidak ambigu. Karena bisa jadi jawaban yang diberikan bisa memberi makna yang berbeda, sehingga lawan bicaramu salah paham.
adjar.id - Contoh slogan dapat dengan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya, contoh-contoh slogan dipasang di berbagai tempat strategis yang banyak didatangi orang, Adjarian.
Misalnya saja slogan bertema pendidikan yang dapat mudah dilihat di sekitar lingkungan sekolah.
Slogan sendiri adalah kalimat singkat, mencolok, dan dapat mudah diingat.
Tujuan slogan bisa bermacam-macam, misalnya untuk promosi iklan, motivasi, dan sebagainya.
Tujuan tersebut tergantung pada konten atau isi.
Meskipun disusun dengan kalimat yang padat dan singkat, setiap slogan memiliki makna tersendiri.
Nah, di bawah ini ada beberapa contoh slogan pendidikan dan maknanya.
Selain bisa dipelajari, slogan pendidikan di bawah ini juga dapat dijadikan motivasi. Simak, yuk!
Contoh Slogan dan Maknanya
1. Carilah ilmu sampai ke negeri Tiongkok.
Baca Juga: Slogan: Pengertian, Jenis, Unsur, Tujuan, dan Contoh-contohnya
Makna: Raih ilmu setinggi dan seluas mungkin, tak masalah jika harus sampai ke luar negeri.
2. Cerdas dan beriman merupakan simbol generasi muda Indonesia.
Makna: Sebagai generasi muda penerus estafet bangsa, para pemuda harus mencerminkan kecerdasan dan keimanan.
3. Gantungkan cita-cita setinggi mungkin.
Makna: Setiap individu hendaknya dapat memiliki mimpi dan cita-cita setinggi mungkin didasari dengan prisip yang kuat, supaya tidak mudah dihalangi orang lain.
4. Sekolah yang bermutu mencetak generasi berilmu.
Makna: Sekolah dengan pendidik yang berkualitas dan sarana prasarana memadai akan mencetak generasi yang berilmu.
5. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Makna: Kegagalan hendaknya dijadikan sebagai pelajaran untuk bersiap menghadapi kesuksesan ke depannya.
6. Tak ada bangsa yang berani menjajah bangsa berilmu.
Makna: Jika sebuah bangsa berilmu, maka tidak akan mudah ditipu dan dijajah oleh bangsa lain.
Baca Juga: Mengenal Iklan: Pengertian, Kaidah Kebahasaan, dan Strukturnya
7. Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu tuai.
Makna: Semakin banyak berbuat baik, maka kita akan mendapat hasil yang sebanding, begitu pula sebaliknya.
8. Buku adalah jendela dunia.
Makna: Membaca buku akan memperluas wawasan kita.
9. Tak ada orang berilmu yang menyesal.
Makna: Semakin banyak belajar, maka semakin banyak hal yang kita ketahui, tidak ada ilmu yang sia-sia.
10. Tak ada harta yang kekal kecuali ilmu.
Makna: Sebanyak apapun harta yang kita miliki, pasti akan habis, tetapi tidak dengan ilmu. Semakin banyak kita berbagi ilmu, justru malah semakin bertambah.
Nah, itulah beberapa contoh slogan dan maknanya, Adjarian.
Bagaimana ya caranya agar kita tahu bahwa sebuah teks disebut sebagai teks anekdot? Mari kita cari tahu ciri-ciri, struktur, dan contoh teks anekdot di artikel Bahasa Indonesia kelas 10 ini!
Pernah nggak ketika kamu lagi kerja kelompok, salah seorang temanmu memiliki bau badan yang kurang sedap? Hmm… tentunya bukan karena belum mandi 5 bulan, ya, hehehe.
Setelah ditahan-tahan ternyata bau tersebut lama-lama nusuk banget, tetapi karena takut menyakiti hatinya, kamu nggak berani untuk menegur temanmu itu.
Masalahnya, kalau terus ditahan bisa saja kamu dan anggota kelompokmu yang lain makin nggak nyaman. Nah, sebenarnya kamu bisa lho memberi kritik ke temen kamu yang bau badan itu, tanpa perlu menyakiti hatinya. Caranya, mengkritik dengan sedikit balutan humor. Bentuk kritik yang ada humornya ini disebut sebagai anekdot.
Misalnya saja, seperti ini.
“Amel, kamu kayaknya rajin bantu mama kamu masak di dapur, ya?”
“Ah masa, sih? Nggak kok. Aku nggak pernah bantu mama aku masak.”
“Ah yang bener? Badan kamu bau bawang gini, berarti suka bantu mama kamu masak kan?”
Nah, teks di atas termasuk contoh teks anekdot, lho. Apa sih sebenarnya pengertian teks anekdot itu? Yuk, lihat pengertian teks anekdot dan contoh teks anekdot beserta strukturnya agar kamu lebih paham.
Pengertian Teks Anekdot
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Selain bersifat lucu dan menghibur, teks anekdot biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari mengenai orang penting atau terkenal yang merepresentasikan kejadian sebenarnya.
Jadi, teks anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata.
Salah satu contoh cerita anekdot singkat yang berupa gambar atau karikatur. (Sumber: deweezz.com)
Bedanya Teks Anekdot dengan Teks Humor
Nah, di artikel sebelumnya kamu sudah mengetahui cara menganalisis sebuah teks anekdot dan mengidentifikasi perbedaan teks anekdot dengan humor. Yup, nggak semua cerita lucu merupakan teks anekdot, ya. Sederhananya, hal yang membedakan teks anekdot dan teks humor, yaitu teks anekdot bersumber dari kejadian nyata dan punya tujuan mengkritik.
Maka dari itu, kalau kamu menemukan sebuah cerita atau teks lucu, coba dilihat secara teliti ya karena belum tentu teks atau cerita tersebut merupakan teks anekdot. Kamu bisa lihat beberapa perbedaan teks anekdot dengan teks humor pada infografik berikut:
Baca Juga: Kenalan dengan Teks Anekdot beserta Ciri-Ciri, Tujuan & Contohnya, Yuk!
Sudah tahu belum, di Aplikasi belajar Ruangguru, ada fitur Drill Soal yang berisi kumpulan contoh soal latihan beserta pembahasannya, loh. Pas banget kan buat mempersiapkan diri kamu dalam menghadapi ujian nanti. Yuk, klik banner di bawah ini untuk coba fitur Drill Soal!
Struktur Teks Anekdot
Struktur teks anekdot setidaknya terdiri atas lima bagian, yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut masing-masing penjelasan lengkapnya:
Merupakan bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks.
Merupakan awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).
Merupakan puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter.
Merupakan respon atau reaksi yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.
Merupakan bagian penutup teks yang berisi amanat/kritik.
Oke deh, sekarang kamu sudah tahu kan pengertian teks anekdot, perbedaannya dengan humor, serta struktur teksnya. Sekarang, lanjut yuk kita lihat contoh-contoh teks anekdot berikut ini.
Beberapa contoh teks anekdot singkat, contoh teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari, serta contoh teks anekdot sindiran yang dapat kamu jadikan referensi untuk lebih memahami tentang teks anekdot beserta strukturnya, antara lain:
Contoh Teks Anekdot Dialog (2)
Pada saat jam istirahat, dua siswi SMA sedang asyik mengobrol di kantin. Mereka pun melakukan percakapan.
Ani: Mar, aku itu paling malas kalau ada acara keluarga.
Maria: Loh, bukannya senang dapat ketemu banyak saudara? Lagi pula kan, banyak makanan.
Ani: Ih, makanan terus. Aku itu malas ketemu mereka.
Ani: Soalnya, pasti ibuku akan membanding-bandingkan aku dengan saudara. Terus, bibi-bibi atau om-omku akan komentar macam-macam. Emangnya aku barang dagangan apa, dibanding-bandingkan dan dikomentari?
Maria: Itu artinya mereka perhatian, sayang sama kamu.
Ani: Sayang apanya? Kalau sayang itu didukung bukan dijatuhin.
Maria: Bener juga sih. Ya udah ah, nanti kamu jangan main ke rumahku lagi ya?
Maria: Soalnya, ibuku suka banding-bandingin aku sama kamu. Sebel tahu!
Hal yang dapat kamu pelajari dari dialog singkat tentang anekdot di atas adalah sebagai saudara, orang tua, maupun teman, sebaiknya tidak membanding-bandingkan kelebihan orang lain. Sebab, hal tersebut membuat orang yang dibandingkan merasa tidak nyaman.